Video seorang ibu menggendong bayi di samping rel viral. Sebab, video itu dinarasikan seorang perempuan hendak membuang bayi ke rel Kereta Rangkaian Listrik (KRL) Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tak sedikit yang mengaitkan wanita itu mengakami sindrom baby blues.

Baby blues sendiri kerap diartikan sebagai suatu bentuk kesedihan atau kemurungan yang dialami ibu setelah melahirkan. Menurut Psikolog klinis dewasa Nirmala Ika Kusumaningrum, M.Psi suami dan keluarga perlu memerhatikan betul tanda baby blues yang bisa berujung postpartum depression pada ibu. Bawa Manchester City Juara Piala Dunia Antarklub, Pep Guardiola: Pekerjaan Saya Telah Selesai Halaman 3

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 77 Kurikulum Merdeka, Kegiatan 1: Isi Teks Prosedur Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 75 80 Kegiatan 3.5: Laporan Teks Instropeksi Diri Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 151 153 Kegiatan 5.9: Daftar Topik Teks Eksplanasi

Ide Kado Spesial untuk Hari Ibu, Ada Paket Liburan hingga Cincin Berlian! Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Halaman 140 Kurikulum Merdeka Korea Utara Uji Coba Rudal ICBM, Jangkauannya Disebut Bisa Mencakup Seluruh Amerika Serikat Serambinews.com

BREAKING NEWS: Anies Baswedan Diadukan ke Bareskrim Polri Buntut Gunakan Akronim %27Amin%27 Biasanya terjadi setelah dua sampai tiga hari setelah melahirkan. Dan durasi baby blues biasanya terjadi selama dua sampai tiga minggu.

Hanya saja, ada hal lain yang perlu diwaspadai oleh ibu.Yaitu apa bila baby blues tidak juga hilang setelah tiga minggu. "Cuma, yang kadang terjadi ketika tidak hilang hilang, sudah tidak disebut dengan baby blues lagi. Tapi masuknya ke postpartum depression. Ini agak beda dengan baby blues," jelas Nirmala. Jika sudah ditahap postpartum depression, ibu bisa terdorong untuk menyakiti diri sendiri bahkan sang buah hati.

Tanda pertama yang perlu diwaspadai adalah setelah satu bulan melahirkan, ibu masih enggan merawat diri. "Sudah satu bulan lebih ini, dia kok gak merawat diri. Merawat diri itu dalam arti cuek, gak mau makan, gak mau mandi, kok kaya anaknya nangis dia cuek saja," ungkap Nirmala. Kalau sudah begitu, suami atau orangtua perlu cek dan bertanya pada ibu.

"Kita perlu cek dan tanya. Bahkan kita habis melahirkan harus kontrol ya, kontrol perlu ngecek sih, ada pospartum depression atau tidak pada ibu atau lebih ke baby blues," kata Nirmala. Kedua, tidak ada bonding atau kedekatan antara ibu dan anak. Ini bisa dilihat dari ibu yang terlihat cuek dan tidak peduli.

"Kaya gak ada empatinya ke anak kita. tidak ada rasa caring ke anak," jelas Nirmala. Ketiga, ibu lebih sering menangis atau merasa sedih terus menerus. "Bawaannya nangis terus, melow terus. Kerap menarik diri dan diam banget, padahal biasanya ceria. Orang luar pasti bisa kelihatan ya," kata Nirmala lagi.

Sayangnya, ibu yang mengalami baby blues atau postpartum depression terkadang tidak menyadari. Sehingga peran suami atau keluarga amatlah penting dalam mendampingi sang ibu. "Orangnya ngalamin, tapi gak sadar malahan, dia merasanya baik baik saja. Yang melihat ini malah orang luar, orang di keluarga dia," pungkasnya.

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *